Salah satu cirri masyarakat yang berjuang kea rah demokrasi adalah ketidakpuasan mereka dengan praktik demokrasi yang ada. Di berbagai negeri yang demokratis, para pemikir politik, ekonomi, sosiologi dan budayawan tidak putus-putusnya menyuarakan kritik dan pemikiran alternative mengenai pelaksanaan demokrasi. Dalam setiap system demokrasi, suara mayoritas yang menetukan. Dan suara mayoritas itu selalu dikaitkan dengan opini umum. Tetapi Walter Lippmann, disamping banyak pemikir lain, bersikap kritis terhadap apa yang disebut opini umum ini. Benarkah setiap apa yang dicap sebagai opini umum sungguh mewakili pendapat mayoritas masyarakat? Kalau benar bagaimana mengukurnya? Kalau ternyata tidak, bukankah opini umu itu hanyalah rekayasa dan maneuver elite politik yang menurut Lippmann berusaha menciptakan "Lingkungan-alsu" pengganti realitas di benak masyarakat agar stabilitas dan status quo kekuasaan tetap terjaga? Buku ini memang tampil dalam konteks Amerika, tetapi banyak pandangan dan cara berpikir buku ini yang pasti bermanfaat untuk ditelaah oleh para politisi kita, para pengamat politik, sosiolog, budayawan dan mahasiswa. Sebab di era globalisasi ini, adalah tidak memadai lagi kita bicara tentang demokrasi Pancasila sebagai "bukan Barat-bukan Timur," tetapi yang perlu dicari ialah demokrasi Pancasila yang positif, universal dan operasional.
Info Buku | |
ISBN | 979-461-126-3 |
Dimensi | 14x21 cm |
Jenis Cover | Softcover |
Jenis Kertas | HVS |
Berat | 500g |
Jumlah Halaman | 454 halaman |
Tahun Terbit | 1998 |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Opini Umum (POD)
- Penulis: Walter Lippmann
- Ketersediaan: Print On Demand (POD)
-
Rp.0
Produk Terkait
Tags: Opini Umum, Walter Lippmann