Buku ini sangat tepat untuk kita baca dan pahami, untuk kemudian menyadari atas implikasi dan komplikasi sosial, ekonomi, dan politik apa saja yang menyertai persoalan-persoalan kemiskinan yang berjalan selama ini baik di tataran kekuasaan maupun praktik nyata di kehidupan masyarakat.
Prof. Dr. Endriatmo Soetarto,
Guru Besar Institut Pertanian Bogor
Sebentuk kemiskinan tidak sekedar bersifat multidimensi, namun kemiskinan-kemiskinan itu sendiri memang majemuk. Beragam diskursus kemiskinan ini hidup bersama, namun beroperasi dan menggunakan benda-benda secara berbeda-beda.
Perang antardiskursus kemiskinan tak terhindarkan, dan kini dikuasai pengetahuan bahwa tubuh miskin tidak mampu berproduksi. Namun,pada saat bersamaan berkembang diskursus kemiskinan lain yang beroperasi hanya pada tubuh suku terasing. Sementara itu penganut diskursus sosialis mengolah tubuh miskin beraksi melawan tubuh kaya. Diskursus potensi tubuh miskin menjalin solidaritas dengan tubuh aktivis. Adapun warga desa sendiri menyembunyikan tubuh miskin tetangganya melalui diskursus berbagi kelebihan barang. Tidak ketinggalan elite sebenarnya menganut diskursus yang membatasi tubuh hingga menjadi wadah karamah dan kesakitan.
Prof. Dr. Endriatmo Soetarto,
Guru Besar Institut Pertanian Bogor
Sebentuk kemiskinan tidak sekedar bersifat multidimensi, namun kemiskinan-kemiskinan itu sendiri memang majemuk. Beragam diskursus kemiskinan ini hidup bersama, namun beroperasi dan menggunakan benda-benda secara berbeda-beda.
Perang antardiskursus kemiskinan tak terhindarkan, dan kini dikuasai pengetahuan bahwa tubuh miskin tidak mampu berproduksi. Namun,pada saat bersamaan berkembang diskursus kemiskinan lain yang beroperasi hanya pada tubuh suku terasing. Sementara itu penganut diskursus sosialis mengolah tubuh miskin beraksi melawan tubuh kaya. Diskursus potensi tubuh miskin menjalin solidaritas dengan tubuh aktivis. Adapun warga desa sendiri menyembunyikan tubuh miskin tetangganya melalui diskursus berbagi kelebihan barang. Tidak ketinggalan elite sebenarnya menganut diskursus yang membatasi tubuh hingga menjadi wadah karamah dan kesakitan.
Info Buku | |
ISBN | 978-979-461-907-0 |
Dimensi | 14 x 21 cm |
Jenis Cover | Softcover |
Jenis Kertas | Book Paper |
Berat | 290g |
Jumlah Halaman | xvi + 278 halaman |
Tahun Terbit | 2014 |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Diskursus, Kekuasaan, dan Praktik Kemiskinan di Pedesaan
- Penulis: Ivanovich Agusta
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.75.000
Produk Terkait
MELEWATI BATAS: Kekerasan Ekstrem Belanda dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, 1945-1949
Pada 17 Agustus 1945, dua hari setelah Jepang men..
Rp.180.000
Di Belanda tak seorang pun mempercayai saya: Korban metode Westerling di Sulawesi Selatan 1946-1947 - CU 2
Pada bulan Juli 1946 Piet Hidskes mendaftarka..
Rp.90.000
Kolonialisme, Kapitalisme, dan Rasisme: Kronik Pascakolonial (POD)
Dorongan untuk melakukan ekspansi ke luar wilayah ..
Rp.0
Tags: Diskursus, Kekuasaan, Praktik, Kemiskinan, Pedesaan, Ivanovich Agusta