Tugas Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) di Indonesia mencakup perencanaan dan pelaksanaan kebijakan terkait perlindungan hutan, konservasi alam, serta pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem. Secara khusus, ini meliputi pengawasan perlindungan hutan, pencegahan kebakaran hutan, pelestarian kawasan lindung, perlindungan flora dan fauna liar, serta pengelolaan rekreasi alam dan lingkungan.
Namun, upaya perlindungan ini akan sulit berhasil apabila kita tidak mengakui nilai ekonomi dari keanekaragaman hayati termasuk flora, fauna, dan ekosistemnya bagi masyarakat Indonesia maupun dunia. Salah satu faktor paling penting dalam memahami ekonomi keanekaragaman hayati adalah nilai dari jasa lingkungan yang diberikannya, termasuk di dalamnya pariwisata.
Dalam bukunya, Wildlife Ecotourism in Indonesia, Prof. Jatna Supriatna menguraikan teori, konsep, dan implementasi dari ekowisata berbasis satwa liar. Jenis ekowisata ini dapat mendukung upaya konservasi melalui pembiayaan dan peningkatan kesadaran akan spesies terancam dan habitatnya. Manfaat ekonomi dari wisata satwa liar bagi masyarakat lokal mencakup penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan namun penting juga untuk mengelola dampak negatif yang mungkin timbul apabila ekowisata tidak dikelola dengan baik.
PROF. DR. SATYAWAN PUDYATMOKO
Direktur Jenderal KSDAE, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Buku Wildlife Ecotourism in Indonesia oleh Prof. Jatna Supriatna hadir sebagai sumber daya penting di saat Indonesia tengah berupaya menggali potensi ekonomi dari keanekaragaman hayatinya melalui pariwisata. Buku ini memberikan dasar ilmiah dan panduan praktis yang krusial bagi para pembuat kebijakan dan pelaku lapangan. Dengan menyatukan prinsip-prinsip ekologi yang kompleks dengan realitas pembangunan pariwisata, buku ini menawarkan kerangka kerja yang jelas untuk menciptakan produk ekowisata satwa liar yang berkelanjutan mulai dari pengamatan primata dan burung hingga pengalaman satwa laut yang mengedepankan hasil konservasi sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Ulasan tentang dampak serta bab-bab yang mengulas pengelolaan pengunjung dan protokol monitoring memberi kita pengetahuan penting untuk menghindari praktik merugikan dan menerapkan strategi mitigasi sejak awal.
Bagi kami yang bertugas memberikan masukan bagi kebijakan nasional dan panduan operasional di lanskap ekosistem pariwisata, khususnya dalam konteks konservasi dan pembangunan berkelanjutan, buku ini adalah cetak biru yang luar biasa. Profesor Supriatna tidak hanya mengidentifikasi tantangan, tetapi juga memberikan solusi konkret berbasis bukti dari penelitian lapangan selama puluhan tahun.
Wawasan spesifik tentang pengelolaan pariwisata di kawasan lindung, zona pesisir, dan habitat kritis satwa liar ditambah dengan metodologi penilaian dampak dan monitoring yang kuat memberikan alat yang sangat berharga untuk memastikan bahwa pertumbuhan wisata satwa liar di Indonesia benar-benar berkelanjutan. Buku ini akan menjadi rujukan utama dalam pembentukan regulasi, praktik terbaik, dan program pengembangan kapasitas di seluruh nusantara.
DR. FRANS TEGUH, M.Sc.
Penasihat Senior Menteri untuk Konservasi dan Pembangunan Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
Info Buku | |
ISBN | 978-623-321-365-3 |
Dimensi | 16x24 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Book Papers |
Berat | 640 gram |
Jumlah Halaman | xviii+572 hal |
Tahun Terbit | 2025 |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Wildlife Ecotourism in Indonesia
- Yayasan Pustaka Obor Indonesia
- Penulis: Jatna Supriatna
- Ketersediaan: Tersedia
- Rp.250.000
-
Rp.200.000
Produk Terkait
FIR: Flight Information Region dan Kedaulatan Negara di Udara
Sejak lama, sebagian wilayah udara Indonesia di ka..
Rp.165.000
Mengakhiri Kemiskinan dan Menanggulangi Ketimpangan: Sebuah Manifesto untuk Tindakan Pribadi dan Sosial
Menghilangkan kemiskinan absolut merupakan salah s..
Rp.120.000