Mengisahkan perjuangan luar biasa seorang perempuan yang harus menghadapi kenyataan pahit-bagian otaknya dan tulang tengkoraknya harus dipotong untuk menyelamatkan nyawanya. Lebih dari sekadar cerita medis, buku ini menelusuri perjalanan batin dan fisik seorang ibu dua anak yang tinggal di Jerman selama lebih dari 20 tahun.
Selama bertahun-tahun, tubuhnya memberi tanda-tanda yang aneh. pusing, gangguan penglihatan, dan kesulitan berjalan. Namun, setelah sekian lama mencari jawaban tanpa hasil, gejalanya memburuk. Setelah pulang dari kunjungannya ke Indonesia-untuk bertemu kerabat dan berziarah-rasa sakit dan ketidaknyamanan semakin tak tertahankan. Di musim gugur yang tenang, saat daun anggur di desa kecilnya mulai berguguran, tubuhnya nyaris menyerah.
Di awal musim semi, dia akhirnya mendengar vonis dokter: cacat bawaan pada tengkoraknya yang mengancamnya dengan kelumpuhan. Namun, di tengah kabut ketidakpastian itu, tekadnya tak pernah pudar. Dia menempuh jalan panjang pemulihan di pusat rehabilitasi saraf, perlahan-lahan belajar berjalan kembali, dan menemukan makna hidup yang lebih dalam dari sebelumnya.
Namun, meskipun dia telah melewati badai, masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Di saat senja berubah menjadi violet dan rumput di taman rehabilitasi masih basah oleh hujan, dia menyadari bahwa hidup selalu menyimpan keindahan dan pelajaran, bahkan di tengah kesulitan.
Info Buku | |
ISBN | 978-623-8771-01-1 |
Dimensi | 14 x 20,5 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Bookpaper |
Berat | 250 gram |
Jumlah Halaman | xvi + 162 hlm |
Tahun Terbit | 2024 |
Penerbit | PT Pustaka Obor Indonesia |
The Purple Ribbon
- Penulis: Meike Juliana Matthes
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.120.000
Produk Terkait
Linguistik Sinika (Chinese Linguistic): Sebuah Pengantar
Buku Linguistik SInika (Chinese Linguistic): Sebu..
Rp.90.000
Geliat Kampung Tersembunyi: Siasat Penghidupan dan Perubahan di Teluk Demenggong, Kabupaten Jayapura
Dalam bab pertama “Orang Kendate dan Karakter Sos..
Rp.90.000
Tags: The Purple Ribbon