Selama era Orde Baru keterlibatan kelompok Etnis Cina Indonesia (ECI)
dalam politik dibatasi. Namun sejak awal era Reformasi 1998, kelompok
ECI bebas untuk terlibat dalam politik sebagai pengurus parpol, anggota
legislatif, dan kepala daerah. Ternyata mereka langsung berhasil
siginifikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sebab, dampak,
dan respons kelompok etnis Melayu dan etnis Dayak serta pejabat Pemda
atas keterlibatan kelompok ECI dalam politik di era Reformasi.
Kerangka
teoretis yang digunakan terdiri dari teori utama yakni teori kekuasaan
dari Charles Andrain dan Max Weber, teori integrasi dari Weiner dan
Burhan Magenda, serta teori kelompok etnis dari Eriksen. Teori-teori
tersebut turut didukung oleh teori konflik dari Maswadi Rauf dan Lipset.
Ada sejumlah temuan menarik. Pertama, perubahan sistem politik
era Orba ke era Reformasi menjadi faktor penyebab utama keterlibatan ECI
dalam politik. Kedua, membawa dampak signifikan atas perubahan politik
internal ECI dari titik nol kekuasaan di era Orba, mencapai puncak
kekuasaan politik di era Reformasi. Akibatnya etnis Melayu dan etnis
Dayak terganggu kemapanan politiknya. Ketiga, respons beragam dari etnis
Melayu, etnis Dayak, dan pejabat pemerintah daerah setempat yakni
sebagai pulihnya hak politik ECI; dulu menguasai ekonomi sekarang
menguasai politik juga; hati-hati terhadap ECI; menolak; mendukung;
moderat; waspada atas keterlibatan ECI dalam politik.
Implikasi
teoretis menunjukkan bahwa lima sumber kekuasaan dari Andrain yakni
fisik, ekonomi, normatif, personal, dan ahli, Weber prestise kekuasaan
dapat menjelaskan fenomena keterlibatan ECI dalam politik. Teori
kelompok etnis dari Eriksen tentang common of cultural, linguistic,
religious, and behavioural, dan teori konflik dari Maswadi Rauf,
“konflik lisan” dan “konflik fisik” serta Lipset konflik dan stabilitas
demokrasi dapat turut menjelaskan konflik antaretnis Melayu, Dayak, dan
ECI. Teori integrasi dari Weiner “mengacu pada proses menjadi unit
teritorial tunggal membentuk identitas nasional” dan Burhan Magenda
tentang proses “nation building”, “state building”, dan “national
character building”, dapat menjelaskan integrasi antara kelompok etnis
Melayu, etnis Dayak, dan ECI.
Info Buku | |
ISBN | 978-979-461-817-2 |
Dimensi | 16 x 24 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Bookpaper |
Berat | 500 gram |
Jumlah Halaman | xxiv + 406 hlm |
Tahun Terbit | 2012 |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Etnis Cina Indonesia Dalam Politik: Politik Etnis Cina Pontianak dan Singkawang di Era Reformasi 1998-2008
- Yayasan Pustaka Obor Indonesia
- Penulis: M.D. La Ode
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.120.000