Who will feed China? seru Lester R. Brown, yang suaranya akan diaminkan oleh para pegiat Club of Rome maupun pandangan para ekonom oksidental klasik serta neoklasik, ketika keterbatasan sumber daya menjadikan momok yang mencemaskan bagi laju pertumbuhan manusia yang semakin besar. Sektor pertanian tetap berlahan terbatas, juga tantangan inefisiensi pertanian, yang dibarengi oleh proses penggurunan, maupun pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia.
China, atau Tiongkok mampu membalikkan pandangan tersebut. Negeri ini ternyata mampu menghidupi warganegaranya yang kini berjumlah 1,5 miliar. Hal ini berkat keberhasilan Tiongkok menjalankan reformasi struktural yang sesuai dengan konteks sosio-politiko-kulturalnya, antara lain dengan penataan kelembagaan disertai peningkatan input pertanian modern.
Hasilnya, tak hanya terintegrasi dengan WTO, yang memungkinkan Tiongkok berpotensi diserbu dengan hasil pertanian negara maju akibat disparitas harga; namun juga bermigrasinya tenaga produktif bidang pertanian menuju perkotaan yang lebih menjanjikan penghasilan besar.
Namun pangan tetap akan menjadi pertaruhan bagi kedaulatan maupun martabat bangsa di masa depan. Para pemimpin Tiongkok menyatakan, “Untuk membuat Tiongkok kaya, petani harus kaya.” Wengsheng Chen, sang penulis buku Mencukupi Kebutuhan Makan 1,5 Miliar Rakyat: Tantangan dan Peluang Pertanian Tiongkok coba menelusuri sejarah, kendala, tantangan, prospek, keteguhan hati kepemimpinan Tiongkok, serta implementasi berkelanjutan dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan bagi bangsa berpenduduk paling besar di dunia ini.
Info Buku | |
ISBN | 978-623-6421-06-2 |
Dimensi | 17.5 x 25 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Bookpaper |
Berat | 600 gram |
Jumlah Halaman | xvi + 425 hlm |
Tahun Terbit | 2021 |
Penerbit | Pustaka Obor Indonesia |
Tantangan dan Peluang Untuk Pertanian Tiongkok
- Yayasan Pustaka Obor Indonesia
- Penulis: Wensheng Chen
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.100.000