• Tan Malaka Gerakan Kiri, Dan Revolusi Indonesia Jilid 4

Tan Malaka (1894-1949) pada tahun 1942 kembali ke Indonesia menggunakan nama samara sesudah 20 tahun mengembara. Pada masa Hindia Belanda, ia bekerja untuk Komintem (organisasi komunis revolusioner internasional) dan sesudah 1927 memimpin Partai Repoeblik Indonesia yang illegal dan antikolonial.

ia tidak diberi peranan dalam proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia: Soekarno, Hatta, dan Sjahrir. Tetapi segera pula mereka tidak sejalan. Tan Malaka menghendaki sikap tak mau berdamai dengan Belanda yang ingin memulihkan kendali kekuasaan kolonialnya. Ia memilih jalan’perjuangan’ dan bukan jalan ‘diplomatis’. Ia mendirikan Persatoean Perdjoeangan yang dalam beberapa bulan menjadi alternative dahsyat terhadap pemerintahan mederat. Dalam konfrontasi di Parlemen ia kalah dan beberapa minggu kemudian Tan Malaka dan sejumlah pengikutnya ditangkap dan ditahan tanpa proses sama sekali – dari Maret 1946 sampai September 1948.

Jilid empat ini meliputi periode dramatis setelah pembebasan Tn Malaka sampai ia menghilang pada Februari 1948. Ia mulai dengan menghimpun pendudukannya yang telah tercerai-berai dan pada November 2948 mendirikan parta baru yang bernama Partai Murba. Akan tetapi pembentukan partai terganggu oleh Serangan Belanda Kedua pada Desember 1948. Saat itu Tan Malaka bermarkas di Kediri di bawah perlindungan bataliyon TNI yang dipimpin Sabarudin. Sabarudin memiliki reputasi buruk sebagai seorang panglima perang yang bengis dan kejam. Di Kediri, Tan Malaka mempersiapkan tentara dan rakyat melakukan perang gerilya terhadap Belanda dengan tujuan Indonesia sebagai Negara sosialis. Sesudah ikut bergerilya ke Gunung Wilis, dalam pamphlet yang ditulisnya tiap hari, ia menyerang Soekarno dan Hatta yang telah ditahan Belanda dan menuduh TNI di daerah yang bersikap putus asa. Bahkan ia memproklamir dirinya sebagai Presiden Indonesia. Serntak TNI beraksi. Markas besar Tan Malaka dan Sabarudin ditumpas. Setelah suatu rangkaian peristiwa yang luar biasa, Tan Malaka dieksekusi oleh satuan local TNI di desa Selopanggung, 21 Februari 1949. Kematiannya dirahasiakan.

Sesudah 58 tahun barulah terungkap lokasi, tanggal, dan pelakunya, yaitu dalam edisi asli buku ini yang berbahasa Belanda (2007). Kematian Tan Malaka tidak mengakhiri gagasan radikalnya. Sampai akhir 1949 para pendukungnya terlibat dalam aksi-aksi gerilya melawan TNI, dan pemimpin Republik. Namun dukungan rakyat ternyata tidak memadai sehingga kekalahan tidak dapat dihindari. Buku ini secara mendetail menggambarkan hal ikhwal perlawanan radikal ini.

Bab akhir mendokumentasikan pencarian lokasi kuburan Tan Malaka, penggalian jenazahnya pada tahun 2009, serta hasil autopsi.

Info Buku
ISBN 978-979-461-757-1
Dimensi 16 x 24 cm
Jenis Cover Soft Cover (Art Carton)
Jenis Kertas Bookpaper
Berat 600 gram
Jumlah Halaman 489 halaman
Tahun Terbit 2020 (cetak ulang)
Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Tulis ulasan

Catatan: HTML tidak diterjemahkan!
    Jelek           Bagus

Tan Malaka Gerakan Kiri, Dan Revolusi Indonesia Jilid 4

  • Rp.140.000


Produk Terkait

Masalah Pendidikan & Kesehatan di Papua

Masalah Pendidikan & Kesehatan di Papua

Banyak kajian tentang pembangunan di Papua selama ..

Rp.65.000

Kematian Sekolah Swasta

Kematian Sekolah Swasta

Buku ini berisi cerita sendu dari sekolah-seko..

Rp.75.000

Mengapa G30 S/PKI Gagal

Mengapa G30 S/PKI Gagal

Setelah tumbangnya Orde Baru banyak bermunculan ..

Rp.95.000

Tags: Sejarah, Sosial, Antropologi dan Arkeologi

Klik Chat Di Whats App