Rangkaian puisi yang terasa “hidup” mengalir dari satu tema ke tema lain, merefleksikan keceriaan dan kegundahan dalam memaknai kehidupan. Saya termasuk yang beruntung karena menikmatinya setiap hari sejak awal pertama setiap puisi dituliskan. Semoga menginspirasi generasi muda atau siapa saja untuk menulis dan tentunya akan memperkaya khazanah kesusastraan di republik tercinta ini.
Dr. Muliaman D. Hadad
Ketua Dewan Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Ketua ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), 2015-2018
Ibarat baterai, Mas Iben adalah alkalin. Laksana tubuh, Mas Iben adalah jiwanya. Bagaikan samudera, Mas Iben adalah pantai dengan lumba-lumba yang bernyanyi gembira: tahan lama, memberi nyawa dan kesenangan kepada kita.
Dr. Muhammad Edhie Purnawan
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gajah Mada
Saya masih terus terkagum-kagum dengan Mas Iben yang mampu menulis sajak setiap harinya. Membaca sajak-sajaknya, saya sering agak kesulitan dalam mencernanya, namun pesan-pesannya kemudian dapat jelas saya tangkap.
Fajar Harry Sampurno
Deputi Menteri BUMNBidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media
Sajak-sajak Ibnu Wahyudi tidak membebani diri dengan tema, justru karena itu bisa dicerna dari banyak sudut pandang dan boleh menghiasi perasaan banyak orang. Adakalanya mengandung filosofi, namun dengan segera mudah dirujuk pada peristiwa keseharian. Itu sebabnya akrab dengan kehidupan kita.
Kurnia EffendiSastrawan; peminat serta pengamat dunia perbatikan Indonesia.
Sehari satu puisi? Sungguh, saya agak bengong dan sedikit tertawa saat Iben (Ibnu Wahyudi) mengungkap niat itu. Tapi nyatanya, Iben tak bohong. Tiap pagi di laman facebook dan grup WA yang diikutinya, sejak 1 Januari 2016, hadir sebuah puisi karyanya. Gila...! gumam saya. Ini sungguh sebuah kerja yang tak bisa dianggap enteng. Ini proses kreatif yang harus dikasih jempol. Memang, soal estetik masih bisa didebat tapi sebagai karya, puisi-puisi itu utuh dan bisa dipertanggungjawabkan nilainya.
Salam sastra.
Heryus SaputroJurnalis dan sastrawan
Info Buku | |
ISBN | 978-979-461-808-0 |
Dimensi | 14 x 20 cm |
Jenis Cover | Soft cover |
Jenis Kertas | Book Paper |
Berat | 80 gr |
Jumlah Halaman | x + 92 hlm |
Tahun Terbit | 2016 |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
Pagi Menjadi Ibu (Antologi Puisi)
- Penulis: Ibnu Wahyudi
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.60.000
Produk Terkait
Tags: bahas, sastra, puisi, antologi puisi