Perayaan 100 tahun pendidikan hukum di Indonesia merupakan momen yang tepat untuk merefleksikan posisi fakultas hukum di tengah masyarakat. Sejauh mana fakultas hukum berhasil memainkan perannya sebagai pengembang ilmu hukum, dan penghasil para sarjana hukum yang mengisi berbagai posisi dan peran baik di lembaga penegakan hukum, lembaga pemerintahan, korporasi swasta, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat, berbagai forum dan gerakan masyarakat sipil. Berbagai hal terkait pendidikan hukum tidak dapat dilepaskan dari konteks sejarah, struktur sosial, politik, ekonomi dan kultural di Indonesia, dan permasalahannya tidak dapat dilepaskan dari permasalahan yang dihadapi  pendidikan tinggi secara keseluruhan.

Pertanyaan pentingnya adalah bagaimana hubungan antara pendidikan hukum dan praktik hukum sebagai suatu proses dialektika yang menjadi kerangka kerja reformasi hukum. Sejauh mana pendidikan hukum yang telah menghasilkan para sarjana hukum dan berbagai profesi hukum yang mengisi jabatan publik dan kemasyarakatan itu  dapat memastikan lulusannya adalah manusia berkarakter, mencintai kebenaran, dan mengabdi  tanah airnya? Apakah mereka terlibat dalam mengupayakan keadilan dan kebenaran dalam membela para pencari keadilan? Apakah mereka terlibat dalam upaya mempromosikan prinsip negara hukum termasuk memastikan tegaknya standar demokrasi, akses kepada hak asasi manusia, dan terciptanya pengadilan yang independen?  

Pertanyaan akademik yang penting adalah apakah ada perhatian yang cukup dalam merespons perkembangan ilmu pengetahuan global yang kecenderungannya saat ini berkarakter  interdisiplin dan transdisiplin, dalam arti seberapa jauh kurikulum pendidikan hukum terbuka terhadap pendekatan interdisiplin dan transdisiplin itu? Berbagai pertanyaan inilah yang berusaha dijawab melalui buku ini.