Kalau di wilayah bumi bagian utara yang kehidupannya dikendalikan oleh iklim temperate, bulan Mei merupakan bulan yang dinanti-nanti. Bulan ini masuk di dalam musim semi atau spring. Pada musim semi inilah kehidupan baru dimulai setelah 3 atau 4 bulan situasi kehidupan manusia di sana berada dalam cekaman sangat dinginnya musim winter. Tak terbayangkan bagaimana manusia bisa bertahan hidup dengan temperatur minus. Bahkan, minusnya itu bisa mencapai minus puluhan derajat Celcius.
“Brrrrr…dinginnya sampai ke tulang sumsum,” aku sering sampai harus mengibaratkan dinginnya itu sampai ke tulang sumsum, saking dinginnya.
“Akh….kalau dibandingkan dengan dinginnya Puncak di Bogor atau
puncaknya Gunung Tampomas (Gn. Tampomas), dinginnya di Puncak atau
di puncak Gn. Tampomas tak ada artinya,” aku sering mengenang betapa
dinginnya di East Lansing, Michigan, ketika aku diberi kesempatan untuk
menggali ilmu dan mengalami hidup di sana. Tapi aku sangat menikmati
dinginnya musim winter itu. Bahkan menjadi cita-cita ingin pernah hidup
cukup lama di negara yang memiliki 4 musim. Kemudian pada saat ada
kesempatan aku dengan sengaja memilih Michigan State University (MSU)
Info Buku | |
ISBN | 978-623-6421-45-1 |
Dimensi | 14,5x21 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Bookpaper |
Berat | 500 gram |
Jumlah Halaman | xx + 515 hlm |
Tahun Terbit | 2022 |
Penerbit | Pustaka Obor Indonesia |
Petaka Gunung Tampomas Kasus Lokal Cermin Global: Sedia Payung Sebelum Hujan
- Yayasan Pustaka Obor Indonesia
- Penulis: Agus Pakpahan
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.160.000
Produk Terkait
Tags: Petaka Gunung Tampomas Kasus Lokal Cermin Global: Sedia Payung Sebelum Hujan