Kisah berkisar pada Sawérigading yang berlayar menjelajahi berbagai negen. Pelayaran tersebut, selain untuk melihat tata cara pemerintahan kerajaan yang lain, menghadiri pesta kebesaran, juga pelayaran yang membawanya kepada perjodohan dengan sejumlah sepupu sekalinya. Istri-istri yang kemudian disebut sebagai To Mallimpoé Rute perjalanan yang tak jauh dari Luwuq dalam pelayaran Sawérigading, adalah wilayah kekuasaan dari paman-pamannya Dusung negeri La Tenriangkeq. Ussu negeri To Pakkellareng. Siwa dan Larompong negeri La Tenrigellaq. Lompoq negeri La Temmallureng, Sama negeri I La Lumpongeng, Walinono negeri La Pattaungeng, Buluq negeri La Tenrilekkeq, Sao Lebbaq negeri La Temmallolong, Buakaja negeri La Mappabombang, Baébunta negeri La Tenrioddang, Pompessi negeri La Mattuppuang, Matana negeri La Pattingelleq. Takkébiro negeri La Pangoriseng. Sementara itu, di Alé Luwuq, We Tenriabéng sedang dipersiapkan upacara tuppu juruq-nya: sebuah upacara yang dipimpin oleh Bissu untuk keluar rumah dan menginjakkan kaki di tanah. Wé Tenriabéng sudah dewasa tetapi belum juga diupacarakan. Karena itu, segala upaya dilakukan agar Sawérigading dapat dihalangi supaya tak bertemu pandang dengan saudara kembarnya.
Pada pelayarannya untuk menghadiri pesta merajah tubuh di Maloku, Sawérigading bertemu dengan seorang penguasa dari Kelling. Pertemuan itu membuat mereka menyabung ayam di gelanggang emas. Sawérigading berjanji jika kelak memiliki seorang anak laki-laki, dia akan memakai nama penguasa Kelling tersebut, yaitu I La Galigo.
Pada tahun 2008 Dr. Mukhlis PaEni (seorang peneliti dari Sulawesi Selatan yang telah melakukan berbagai penelitian mengenai La Galigo) dan Dr. Roger Tol (peneliti yang telah banyak melakukan penelitian mengenai La Galigo, bekerja di KITLV, dan terlibat dalam produksi edisi-edisi toks La Galigo), berinisiatif menominasikan La Galigo ke dalam Memory of the World di UNESCO. Pada tahun 2011 akhirnya UNESCO mengakui La Galigo sebagai "Memory of the World atas negara Indonesia dan Belanda
Info Buku | |
ISBN | 978-602-433-477-2 |
Dimensi | 16x24 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Bookpaper |
Jumlah Halaman | xxvi+815 hlm |
Tahun Terbit | 2024 |
Penerbit | Yayasan Pustaka Obor Indonesia |
La Galigo Menurut Naskah NBG 188 jilid 4
- Yayasan Pustaka Obor Indonesia
- Penulis: Rétna Kencana Colliq Pujié Arung Pancana Toa (editor)
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.290.000