Dengan hanya menyebutkan nama Megawati, Prabowo, Gus Dur, Amien Rais, dan Surya Paloh, tentu kita sudah dapat membayangkan partai-partai apa saja yang direpresentasikan oleh masing-masing elite tersebut. Pada era reformasi ini, justru identitas individu elite melekat pada partai politik dengan sangat kuat. Sosok ketua umum atau jabatan strategis lainnya tidak hanya menjadi pemimpin dan pengelola partai politik, tetapi lebih dari itu menjadi citra (image) partai politik. Hal ini sesungguhnya menandakan adanya gejala personalisasi politik pada partai-partai politik di Indonesia.
Personalisasi partai politik tidak hanya berlangsung pada satu dua partai saja, tetapi dialami atau pernah menggejala hampir di semua partai berpengaruh di Indonesia dalam dua dekade terakhir. Mengapa partai-partai politik di Indonesia mengalaminya? Padahal, Undang-Undang Partai Politik kita telah dirancang sedemikian rupa agar partai politik menjadi institusi yang demokratis. Lalu apa dampak personalisasi partai terhadap sistem kepartaian dan demokrasi negara ini. Buku ini mengulas secara komperehensif sebab dan dampak dari terperangkapnya partai-partai pada kecenderungan personalisasi politik.
Info Buku | |
ISBN | 978-602-433-670-7 |
Dimensi | 14,5 x 21 cm |
Berat | 400 gram |
Jumlah Halaman | xvi + 342 hlm |
Tahun Terbit | 2018 |
Personalisasi Partai Politik di Indonesia Era Reformasi
- Penulis: Aisah Putri Budiatri, S.Sos., MA
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.95.000
Produk Terkait
In Search of Local Regime In Indonesia: Enhancing Democratisation In Indonesia
Democracy is frequently considered a single (..
Rp.120.000
Rezim Lokal di Indonesia: Memaknai Ulang Demokrasi Kita
Demokrasi kerap dianggap sebagai sebuah proyek..
Rp.120.000