Ada sebuah “dogma” yang sudah teramat kuat dianut mulai sejak Abad Pertengahan, terlebih di Abad Pencerahan hingga Abad ke-20 ini, bahwa “Bumi dan kekayaan alam yang dikandungnya harus dikuasai, ditaklukkan dan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat manusia.”
Buku ini secara sistematis dengan bukti-bukti historis menyiapkan timbulnya secara perlahan sejak abad ke-19, sebuah “paradigma baru”, bahwa “Manusia, bila ingin hidup terus di bumi yang kian kecil ini mutlak harus rela menjadi warga biasa bumi, yang hak dan kewajibannya setara dengan makhluk-makhluk hidup dan tidak hidup lainnya, karena umat manusia adalah bagian dari alam demi suatu pembangunan ekonomi yang berwawasan ekologi!” Konsekuensinya sangat radikal dan jauh: bahwa kita harus meninjau ulang gaya hidup kita, pola produksi dan konsumsi kita, pola hubungan Utara Selatan, hingga ke soal-soal politik sekitar nasionalisme-kebangsaan dan kedaulatan negara.
Paradigma baru ini kian berkibar meski dengan jatuh bangun, dan berpuncak pada “kesepakatan internasiona” yang dicapai di dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Brasil, Juni 1992. Sejauh mana manusia seluruh dunia mau dan mampu mengubah gaya hidupnya seturut hasil KTT Bumi, itulah tantangan kita di milenium ketiga!
Kepada para pemimpin pemerintah , perencana pembangunan, cendekiawan dari berbagai ilmu, pengusaha dan pekerja industry, para aktivis lingkungan dan siapa saja yang masih punya rasa peduli dengan nasib anak cucu, buku ini dipersembahkan.
Info Buku | |
ISBN | 979-461-326-6 |
Dimensi | 14 x 21 cm |
Jenis Cover | Soft Cover |
Jenis Kertas | Bookpaper |
Berat | 600 gram |
Jumlah Halaman | xxii + 500 hlm |
Tahun Terbit | 2000 |
Penerbit | Yayasan Obor Indonesia |
Sebuah Nama Baru Untuk Perdamaian: Environmentalisme Internasional, Pembangunan Berkelanjutan, dan Demokrasi
- Yayasan Pustaka Obor Indonesia
- Penulis: Philip Shabecoff
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.45.000
Produk Terkait
Tags: Sebuah Nama Baru Untuk Perdamaian: Environmentalisme Internasional, Pembangunan Berkelanjutan, dan Demokrasi