• La Galigo Menurut Naskah NBG 188 jilid 1

Sekali waktu, ketika dunia ini masih kosong belum berpenghuni, Patotoq di istana Boting Langiq (kerajaan langit) bangkit dari tidurnya dan menyaksikan sang penjaga ayam kesayangannya, Rukkelleng Mpoba bersaudara, tidak nampak. Alangkah murkanya Patotoqé, dan memerintahkan pengawal untuk mencarinya. Ketika Rukkelleng Mpoba bersaudara datang, mereka langsung sembah sujud di hadapan Patotoqé  dan berkata:  Kami baru saja pulang dari bumi memperlagakan kilat dan guntur, Tuanku, dan menyaksikan tidak ada satu pun manusia di dalamnya, tidak ada arti kekuasaan dan ketuhananmu tanpa ada manusia yang menyembahmu”.

Sejenak Patotoqé terpekur dan berkata dalam hati: “Betul juga apa kata Rukkelleng Mpoba itu”. Maka ia pun memerintahkan mengadakan musyawarah agung di Boting Langiq, untuk memutuskan siapakah putranya yang akan diturunkan di dunia untuk menghuni dunia yang kosong, agar ada manusia yang menyembahnya. Dalam pertemuan tersebut diputuskan untuk mengirim putra Patotoqé bernama La Togeq Langiq, yang setelah di dunia bernama Batara Guru. Patotoqé menurunkan pula seluruh warisan Batara Guru di langit termasuk istana, selir-selir, pasukan, pengawal, dayang-dayang,  pendeta-pendeta bissu, sanro (dukun), dan para pelayan yang kelak akan menghibur, menemani, dan melayani  Batara Guru agar ia betah dan bertahan hidup di bumi.

Batara Guru dijodohkan dengan putri Dewi Sinauq Tojang dari Buriq Liu/Pérétiwi (kerajaan bawah laut), bernama Wé Nyiliq Timoq. Pertemuan, percintaan, dan perkawinan Batara Guru dengan sang putri dari istana bawah laut ini, penuh dengan kisah-kisah unik, mistis, magis, dan romantik yang secara purba menggambarkan hubungan manusia secara natural dan universal. Perkawinan dewa dari Boting Langiq dan dewi dari Buriq Liu inilah yang menghuni dunia tengah (Alé Kawaq/Alé Lino) dan diyakini sebagai manusia pertama yang mengisi bumi dan kemudian berkembang-biak, beranak-pinak, dan  meramaikan dunia yang sekarang lebih dikenal sebagai tanah Bugis dan  manusia Bugis. Karena itulah  jilid I cerita La Galigo seperti yang ada di tangan pembaca sekarang ini disebut episode Mula Tau (awal mula penciptaan manusia).

Putri pertama dewa-dewi ini bernama Wé Oddang Riuq, yang meninggal ketika berusia tujuh hari, dan dari kuburnya muncul padi menguning, itulah yang dikenal Sangiang Serri, yang kelak akan memberi kehidupan manusia. Anak kedua pasangan Batara Guru dengan We Nyiliq Timoq adalah Batara Lattuq.

Di Tompoq Tikkaq hiduplah sepasang dewa-dewí́ yang bernama La Urung Mpessi dan permaisurinya Wé Pada Uleng. Keduanya mempunyai dua anak perempuan, yaitu Wé Adiluwuq dan Wé Datu Sengngeng. Sekali waktu, pasangan dewa ini sedang mempersiapkan upacara  kedatuan di Tompoq Tikkaq, tapi tak ada satu pun tamunya yang datang dari negeri seberang. La Urung Mpessi murka, dan membuang semua hidangan yang telah dipersiapkannya ke dalam sungai. Tindakan ini membuat Patotoqé marah, dan menghukumnya dengan cara mengambil nyawa suami istri tersebut, yang meninggal pada waktu bersamaan. Serta merta kedua putrinya menjadi anak yatim piatu. Penderitaan kedua anak ini bertambah, ketika seluruh harta dan warisan kedua orang tuanya diambil oleh bibinya, yang menyebabkan kedua putri ini pergi membuang diri. Setelah mengembara di hutan, atas desakan seorang utusan dari Pérétiwi, meréka pun pulang ke inang pengasuhnya di Istana Tompoq Tikkaq.


Info Buku
ISBN 978-602-433-474-1 Jilid Lengkap: 978-602-433-473-4
Dimensi 16 x 24 cm
Berat 700 gram
Jumlah Halaman xii + 526

Tulis ulasan

Catatan: HTML tidak diterjemahkan!
    Jelek           Bagus

La Galigo Menurut Naskah NBG 188 jilid 1

  • Penulis: Rétna Kencana Colliq Pujié Arung Pancana Toa (editor)
  • Ketersediaan: Tersedia
  • Rp.160.000


Produk Terkait

 Antara Ketenangan dan Hasrat jilid 2

Antara Ketenangan dan Hasrat jilid 2

Tetapi walaupun sudah 5 tahun berlalu, semakin ker..

Rp.27.000

Analisis Prosa – Perwatakan dan Pemikiran Tokoh

Analisis Prosa – Perwatakan dan Pemikiran Tokoh

Buku berjudul Analisis Prosa: Perwatakan dan ..

Rp.80.000

Jalan Ke Bogor; Palapa dan Wanita Papua

Jalan Ke Bogor; Palapa dan Wanita Papua

Pertengahan tahun 70an, seorang insinyur muda kela..

Rp.45.000

Tags: La Galigo Menurut Naskah NBG 188

Klik Chat Di Whats App