Jacques Vauthier yang tunaganda (buta-bisu-tuli) sejak dilahirkan tidak mendapat kasih sayang dari keluarganya. Dalam kegelapan dan kesunyian total, ia menjadi anak liar, yang suka mendadak mengamuk tanpa sebab. Hanya elusan tangan Solange, anak pembantu, teman bermainnya, yang dapat menenangkannya. Dengan permainan jari dan ruas tangan, Solange berhasil mengajarkan alat komunikasi pertama kepada Jacques dan membuka kesadaran atas benda-benda di sekelilingnya.
Karena kewalahan tidak sanggup mengurus anak itu, orang tuanya mengirimnya ke Institut Sanac, tempat mendidik anak-anak yang mengalami berbagai cacat tubuh. Bruder Rodelec, yang mengurusnya, menemukan bahwa Jacques sangat pintar dan mudah menerima pelajaran. Jacques bertemu lagi dengan Solange setelah remaja. Dengan kemampuannya berkomunikasi dengan anak tunaganda, gadis itu diminta untuk membantu Jacques belajar untuk mendapatkan ijazah sekolah menengah atas. Jacques berhasil lulus dengan cemerlang, tanpa mendapat perlakuan khusus sebagai anak cacat. Kemudian, dengan bakatnya menulis, ia menulis buku “Yang Terkucil”, yang ditranskripsikan ke dalam huruf Latin oleh gurunya dan diterbitkan. Penerbitan buku itu membuatnya terkenal. Ia diundang ke Amerika untuk memberi ceramah dari kota ke kota. Lantaran Bruder Rodelec tidak dapat menemaninya, ia meminta Solange untuk menikah dengan Jacques agar dapat mendampinginya tanpa canggung.
Dalam kapal De Grasse, yang membawanya pulang ke Prancis setelah sukses yang dialaminya di Amerika, terjadi pembunuhan atas diri seorang pemuda, John Bell, putra jutawan Amerika. Yang sangat mengherankan, Jacques Vauthier mengaku sebagai pembunuhnya dengan pisau pembuka surat. Sidik jarinya tersebar di tempat pembunuhan. Namun, ia tutup mulut tidak mau menjelaskan alasan pembunuhan, sampai ia dimasukkan ke penjara menunggu sidang pengadilan. Permintaan istri, guru, sahabat, dan ibunya agar ia mengaku tidak bersalah, sia—sia saja. Beberapa calon pembela mengundurkan diri karena tidak sanggup menghadapi terdakwa yang buas dan tidak dapat diajak berkomunikasi. Hanyalah Victor Deliot, seorang Pengacara tua, dengan pendekatan manusiawi, berhasil menjinakkan Si Buas itu. Walaupun si terdakwa tetap tutup mulut dan menegaskan bahwa ia pembunuh, Pembela yang cerdik dan jeli itu berhasil menyelamatkan Jacques Vauthier dari pancungan pisau guillotine.
Mengapa Jacques Vauthier bersikukuh mengaku sebagai pembunuh padahal istri dan semua sahabatnya tahu bahwa ia sangat baik dan lembut hati? Siapa pembunuh yang sebenarnya? . Guy des Cars berhasil memukau pembaca dengan akhir cerita yang sama sekali di luar dugaan.
Info Buku | |
ISBN | 978-602-433-519-9 |
Dimensi | 11 x 17 cm |
Berat | 200 gram |
Jumlah Halaman | vi + 342 hlm |
Tahun Terbit | 2018 |
Si Buas
- Penulis: Guy des Cars
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.70.000