Hingga kini, pembunuhan Munir belum juga terungkap. Meskipun telah meninggal beberapa tahun lalu, ia bahkan masih dibicarakan. Ia masih dibaca. Ia masih ditulis. Ia juga masih hidup dalam memori banyak orang yang mengasihinya. Apa yang telah dikerjakannya sehingga banyak orang yang menghormatinya dan banyak pula yang menganggapnya sebagai batu sandungan? Jika kepergiannya menginggalkan jejak, apa sajakah jejak yang dimaksud? Perbuatan macam apakah yang pernah ia lakukan sehingga banyak orang mencintai dan membencinya? Gagasan macam apakah yang pernah ia telurkan sehingga ia tampak sangat fenomenal bagi banyak orang? Beberapa pertanyaan yang mewarnai isi buku ini perlu diajukan agar figur Munir sebagai pahlawan hak-hak asasi manusia tidak sekadar menjadi mitos yang semu. Buku ini ditulis sebagai upaya untuk menghadirkan jejak keprihatinan dan pemikiran Munir secara lebih komperhensif. Dan dapat dibaca sebagai refleksi, harapan, intensi, semangat, ideologi, cita-cita, opini, atau misi yang dinyatakan oleh Munir baik secara eksplisit maupun implisit. Buku ini mencoba untuk mengadakan pembacaan kembali terhadap beberapa gagasan yang berhubungan dengan aktivitas Munir sebagai human rights defender dan human rights thinker.
Info Buku | |
ISBN | 979-333-072-4 |
Dimensi | 15 x 23 cm |
Jenis Cover | Softcover |
Jenis Kertas | HVS |
Berat | 280g |
Jumlah Halaman | 196h |
Tahun Terbit | 2007x |
Penerbit | Pustaka LP3ES (Kasum) |
Api Dilawan Air : Sosok Pemikiran Munir
- Penulis: Tim Redaksi LP3ES
- Ketersediaan: Tersedia
-
Rp.30.000
Produk Terkait
Tags: Api, Dilawan, Air, Tim Redaksi LP3ES